~ TeRaTak LavEnDeR ~

ALLAH did not promise, that life would be easy, but HE did promise, to go with you, every step of your life, with HIM by your side.. ^-^ pena berbicara lagi


English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Feb
24


Dipetik dari laman indonesia.

Mata yang merupakan anugerah Allah Azza Wa Jalla, bisa mendatangkan kemuliaan, tetapi juga bisa mendatangkan laknat yang membinasakan.

Mata yang selalu melihat fenomena kehidupan alam dan seisinya, dan kemudian menimbulkan rasa syukur kepada sang Pencipta, selanjutnya akan mendatangkan kemuliaan dan kebahagiaan di sisi-Nya.

Sebaliknya, mata yang merupakan anugerah yang paling berharga itu, bisa mendatangkan laknat yang membinasakan bagi manusia, bila ia menggunakan matanya untuk berbuat khianat terhadap Rabbnya.

Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan ‘zina mata’ (lahadhat). Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya.

Pandangan mata adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat. Seseorang yang menjaga pandangan berarti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang membinasakannya.

Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, pernah menasihati Ali :
Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan”.

Dalam musnad Ahmad, disebutkan, Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :
Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.

Sarah hadist itu, tak lain, seperti di jelaskan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam:
Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian”.

Juga Sabda Beliau : “Jauhilah oleh kalian duduk di pinggir jalan”. Para Shahabat berkata : “Pinggir jalan itu adalah tempat duduk kami, kami tidak bisa meninggalkan”. Beliau bersabda : “Jika kalian harus duduk di jalan, maka berikanlah haknya”. Mereka berkata : “Menundukkan pandangan, dan menahan diri untuk tak menganggu, baik dengan perkataan atau perbuatan, dan menjawab salam”.

Melihat adalah sumber dari segala bencana yang menimpa diri manusia. Melihat melahirkan lamunan atau khayalan, dan khayalan melahirkan pemikiran, pikiran melahirkan syahwat, dan syahwat melahirkan kemauan, kemauan itu lantas menguat, kemudian menjadi tekat kuat dan terjadi apa yang selagi tidak ada yang menghalanginya.

Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan :
Menahan pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (siksa) setelah itu”.

Seorang penyair Arab bertutur,
"Semua bencana itu bersumber dari pandangan,
Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api,
Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang,
Seperti panah yang terlepas dari busurnya,
Berasal dari sumber matalah semua marabahaya,
Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya,
Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana".


Bahaya memandang yang haram adalah timbulnya penderitaan dalam diri seseorang. Karena tak mampu menahan gejolak jiwanya yang diterpa nafsu.

Akibat selanjutnya adalah seorang hamba akan melihat sesuatu yang tidak akan tahan dilihatnya. Ini adalah sesuatu yang menyiksa, yang paling pedih, jangankan melihat semuanya, melihat sebagian saja tak akan mampu menahan gejolak jiwanya.

Seorang penyair berkata,
"Kapan saja engkau melemparkan pandanganmu dari hatimu,
Suatu hari engkau akan merasakan penderitaan, karena melihat akibat-akibatnya,
Kamu akan melihat siksa yang kamu tidak mampu melihat keseluruhannya,
Dan kamu tiak akan bersabar melihat sebagiannya saja".


Penyair lainnya berkata,
"Wahai manusia yang melihat yang haram, tidakkah pandangannya dilepaskan,
Sehingga ia jatuh mati menjadi korban".


Pandangan seseorang adalah panah yang berbisa. Namun, yang sangat mengherankan, belum sampai panah itu mengenai apa yang ia lihat, panah itu telah mengenai hati orang yang melihat.

Seorang penyair berkata,
"Wahai orang yang melemparkan panah pandangan dengan serius, kamu sudah terbunuh, karena yang kau panah, padahal panahmu tidak mengenai sasarannya".

Tentu, yang lebih mengherankan lagi, bahwa dengan sekali pandangan, hati akan terluka dan akan menimbulkan luka demi luka lagi dalam hati. Sakit itu tidak akan hilang selamanya, dan ada keinginan mengulang kembali pandangannya. Ini pesan yang disampaikan dalam bait-bait syair ini,
"Terus menerus kamu melihat dan melihat,
Setiap yang cantik-cantik,
Kamu mengira bahwa itu adalah obat bagi lukamu,
Padahal sebenarnya itu melukai luka yang sudah ada".


Sebuah hikmah yang mengatakan, “Sesungguhnya menahan pandangan-pandangan kepada yang haram lebih ringan daripada menahan penderitaan yang akan ditimbulkan terus menerus”.

Jagalah matamu, dan jangan engkau kotori setitik debu dosa, yang akan mengantarkan dirimu kepada kebinasaan, karena pengkhianatan kepada Allah Azza Wa Jalla.

Matamu adalah anugerah agar mengenal-Nya, dan kemudian beribadah kepada-Nya, menggapai ridho-Nya. Jangan dengan matamu itu, engkau campakkan dirimu ke dalam nafsu durhaka, yang membinasakan.

Betapa banyak manusia yang mulia, berakhir dengan nestapa dan hina, karena tidak dapat mengedalikan matanya. Matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, yang tak terbatas, yang tak terhingga, bagaikan sinar matahari, yang selalu menerangi alam kehidupannya.

Tetapi, karena matanya yang sudah penuh dengan hamparan nafsu itu, hidup menjadi penuh dengan gulita,yang mengarahkan seluruh kehidupannya hanya diisi dengan segala pengkhianatan terhadap Rabbnya.

Wallahu’alam.

Feb
21

Sumber: Wikipedia

Budu yang berasal dari negeri sebelah pantai timur Malaysia ini mendapat perhatian dan menjadi kajian para ahli pemakanan berkhasiat Jepun, Amerika Syarikat, Australia, New Zealand dan Jerman.

Penemuan baru-baru ini membuktikan kandungan budu memiliki glutathione sebagai bahan antioksidan, mengeluarkan sisa toxic dan meningkatkan daya tahan tubuh (immune) yang dapat memerangi pelbagai penyakit merbahaya dan menghalang kanser.

Kenyataan ini bagaikan satu kejutan bagi golongan yang selama ini memperlekehkan kewujudan budu yang dianggap makan "kuno".

Budu didapati berpotensi untuk melawan radikal bebas dan dipercayai mampu menghalang proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti aterosklerosis, koroner jantung, penyakit kencing manis, kanser dan selainnya pada peringkat lebih awal.

Kajian mendalam juga mendapati budu turut mengandungi zat antibakteria penyebab cirit (diarrhoea), penurunan kolestrol darah, pencegah penyakit jantung dan hipertensi.

Budu memiliki zat gizi yang lebih mudah dicerna, diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh berbanding jenis protein yang lain. Khasiat budu yang diproses dari ikan bilis yang diperam terbukti mampu mengatasi masalah kanak-kanak yang menderita penyakit diarrhoea kronik akibat kurang zat pada tubuh.

Dengan pengambilan budu sebagai makanan sampingan, ia mampu menggalakkan pertumbuhan berat badan bagi golongan yang menderita penyakit diarrhoea kronik ini serta menyembuhkannya dalam waktu singkat.


Hidangan budu bersama nasi kerabu
Ia juga dapat mempertingkatkan IQ kepada sesiapa yang memakannya, kerana ia merangsangkan sel-sel otak dan akan memperkukuhkan ikatan di antara neuron-neuron serta menguatkan neuron-neuron yang lemah.

Pemakanan budu turut bertindak membantutkan pertumbuhan bakteria raffinosa dan stokiosa, penyebab utama gejala flatulensi dan masalah kembung perut bagi kanak-kanak dan orang dewasa.

2 kelompok vitamin yang terdapat pada budu iaitu, vitamin larut air (vitamin B kompleks) dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K).


Budu merupakan sumber vitamin B yang paling banyak menyumbang kepada pecahan lain seperti vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), asid pantotenat, asid niasin, vitamin B6 dan vitamin B12 (sianokobalamin).

Secara saintifik, budu merupakan penyumbang utama vitamin B12 yang dihasilkan oleh bakteria klebsiella pneumoniae dan Citrobacter frundiin - yang mana vitamin B12 ini tidak dimiliki dari mana-mana sumber makanan laut, ikan-ikan dan daging-daging lain.

Vitamin B12 ini perlu untuk pembentukan sel darah merah, di mana kekurangan vitaman ini mengakibatkan terjadinya penyakit anemia perisiosa (pucat), sakit perut dan berat badan menurun.


Kadar vitamin B12 dalam budu adalah di antara 1.5 sehingga 6.3 mikrogram per 100 gram bagi setiap satu hidangan atau 2 sudu besar.

Jumlah ini jauh lebih cukup untuk keperluan badan manusia dalam sehari. Dengan adanya vitamin B12 para pengamal diet (jaga badan) tidak perlu lagi merasa khuatir akan kekurangan vitamin B12 di dalam badan.


Selain pembekal kepada protein yang tinggi, ia turut mengandungi mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral zat besi, kalsium dan magnesium adalah sebanyak 9, 39, 2, 87 dan 8.05 mg bagi setiap 100 gram budu. Budu juga mengandungi zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.

Seperti halnya vitamin C, vitamin E dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga menjadi sangat aktif hingga menyebabkan ketumbuhan tumor, kanser, penuaan dan kematian sel.

Radikal bebas didapati berpunca dari makan seharian yang dimakan dan juga dari reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Adanya antioksidan di dalam budu akan mencegah pembentukan radikal bebas tersebut.


Kebiasaannya di dalam apa jua jenis ikan terdapat 3 jenis isoflavon unsur antioksidan iaitu daidzein, glisitein dan genistien.

Pada budu, di samping 2 jenis unsur ini, terdapat juga antioksidan faktor 11 (6, 7, 4 trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan isoflavon dalam ikan-ikan lain.


Penelitian yang dilakukan di Universiti North Carolina, Amerika Syarikat menemukan bahawa unsur genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada budu terbukti dapat mencegah penyakit kanser, proses penuaan dan barah payu dara.


Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu bentuk kelainan pembuluh darah koroner akibat penumpuan lemak di dalam dinding pembuluh darah iaitu satu keadaan yang disebut aterosklerosis.

Ini mungkin disebabkan oleh faktor usia, pemakanan, jantina dan keturunan. Manakala faktor dimodifikasi adalah peningkatan kadar lipida darah (hiperkolestrolemia), hipertensi, obesiti, stress dan kurang aktiviti lasak.

Pemakanan budu yang mempunyai sifat hipokolesterolemik (menurunkan lemak darah) seperti kandungan protein, serta makanan, niasin, vitamin E, karotenoid dan kalsium.

Satu ujikaji rambang yang dijalankan, mendapati pengambilan budu sebanyak 150 gm sehari selama 2 minggu dapat menurunkan kadar kolestrol ke tahap luar dari jangkaan.


Selain dari sumber protein yang berkualiti tinggi, budu turut dikenali sebagai sumber serat (dietary fiber) yang baik. Kandungan serat di dalam budu mampu mencapai di antara 8 hingga 10% bagi setiap 100 gm. Ia menyumbangkan kepada 30% dari jumlah serat yang dianjurkan oleh National Cancer Research.

Berbanding serat di dalam ikan-ikan atau sumber protein lain, serat pada budu lebih mudah untuk dicernakan, kerana ia telah disepara cerana oleh bakteria.

Dari apa yang dinyatakan ini jelas sekali bahawa khasiat serta kebaikan sepiring budu yang dimakan bersama hidangan nasi pagi, tengahari dan malam melampau jangkauan yang anda fikirkan.

Budu seumpama cecair pelbagai vitamin yang memenuhi segala keperluan untuk tubuh badan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
h
a
a
m
e
j
r
e
B
t
a
l
o
S
m
o
J